Kamis, 11 Juni 2015



JARINGAN EPIDERMIS DAN DERIVAT EPIDERMIS

Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel dengan fungsi atau struktur yang sama, atau dua-duanya (Campbell, N.A. & J.B. Reece.2008:316).
Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan pembelahan diri. Akan tetapi, pada pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel menjadi terbatas hanya di bagian khusus dari tumbuhan. Jaringan khusus tersebut tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri. Jaringan embrionik ini disebut meristem. Pada dasarnya pembelahan sel dapat pula berlangsung pada jaringan lain selain meristem, seperti pada korteks batang, tetapi jumlah pembelahannya sangat terbatas. Sel-sel meristem akan tumbuh dan mengalami spesialisasi membentuk berbagai macam jaringan yang tidak lagi mempunyai kemampuan untuk membelah diri. Jaringan ini disebut jaringan dewasa (D.A. Pratiwi, dkk.2007).
Jaringan epidermis merupakan jaringan terluar tumbuhan yang berasal dari jaringan protoderma dan menutupi seluruh tubuh tumbuhan. Jaringan epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel yang masih hidup dan terletak pada permukaan luar organ tumbuhan. Bentuk selnya bermacam-macam dan susunannya rapat sehingga tidak terdapat ruang-ruang antarsel (non intercellular spaces). Vakuolanya yang besar terdapat di bagian tengah, berisi cairan sel yang berwarna (antosianin) atau dapat pula tidak berwarna. Jaringan epidermis selain berfungsi sebagai jaringan pelindung juga berfungsi sebagai tempat pertukaran zat (Purnomo, dkk. 2009).
Epidermis terdapat pada batang, akar, dan daun. Epidermis pada permukaan daun dan batang biasanya dilapisi semacam zat lemak yang disebut kutikula, misalnya pada daun nangka. Sementara itu, pada daun pisang dan daun keladi, epidermisnya membentuk lapisan lilin yang kedap air. Sebagian sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang disebut derivat epidermis, misalnya stomata dan trikomata (Purnomo, dkk. 2009).
a)        Stomata (Mulut Daun)
Stomata merupakan derivat jaringan epidermis pada daun. Stomata berupa lubang-lubang yang masing-masing dibatasi oleh sel penutup, yaitu sel-sel epidermis yang telah mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Perhatikan Gambar 1.1

Sumber: Biology, Raven & Johnson
Gambar 1.1 Epidermis pada daun
Stomata berfungsi untuk pertukaran gas. Adapun bagian-bagian stomata sebagai berikut:
(1)   Sel Penutup (Guard Cell)
Sel penutup disebut juga sel penjaga. Sel penutup terdiri dari sepasang sel yang kelihatannya simetris dan umumnya berbentuk ginjal. Sel-sel penutup merupakan sel-sel aktif (hidup). Pada sel-sel penutup terdapat kloroplas.
(2)   Celah (Aperture = porus)
Di antara kedua sel penutup terdapat celah (porus) yang berupa lubang kecil. Sel penutup dapat mengatur menutup atau membukanya porus berdasarkan perubahan osmosisnya.
(3)   Sel Tetangga (Subsidiary Cell)
Sel tetangga merupakan sel-sel yang berdampingan atau yang berada di sekitar sel-sel penutup. Sel-sel tetangga dapat terdiri dari dua buah atau lebih yang secara khusus melangsungkan fungsinya secara berasosiasi dengan sel-sel penutup.
(4)   Ruang Udara Dalam (Substomata Chamber)
Ruang udara merupakan suatu ruang antarsel yang besar dan berfungsi ganda dalam
fotosintesis, transpirasi, dan juga respirasi. Keadaan keempat bagian tersebut berbeda pada saat stomata terbuka dan tertutup. Perhatikan Gambar 1.2 berikut.

         Sumber: Dunia Tumbuhan, Tira Pustaka
Gambar 1.2 Stomata Terbuka dan Stomata Tertutup
Berdasarkan letak sel penutupnya, stomata dapat dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut:
(1)   Stomata fanerofor, yaitu stomata yang sel-sel penutupnya terletak pada permukaan daun (menonjol) sehingga memudahkan pengeluaran air, misalnya pada tumbuhan hidrofit.
(2)   Stomata kriptofor, yaitu stomata yang sel-sel penutupnya berada jauh di bawah permukaan daun (tersembunyi), fungsinya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. Contohnya pada tumbuhan xerofit.

b)        Trikomata
Trikomata merupakan derivat epidermis yang membentuk struktur beragam seperti rambut, sisik, rambut kelenjar, tonjolan, dan lain-lain. Trikomata terdapat hampir pada semua organ tumbuhan. Terkadang trikomata berbentuk pendek yang tampak berupa penonjolan-penonjolan (seperti bukit-bukit kecil) pada permukaan epidermis. Perhatikan Gambar 1.3
     

Sumber: Biology, Solomon
Gambar 1.3 Letak trikomata di lapisan epidermis
Trikomata seperti ini disebut papilla. Papilla merupakan alat sekresi yang mengeluarkan semacam lendir. Papilla yang tidak mengeluarkan sejenis lendir, tetapi hanya mengeluarkan air disebut papullae. Trikomata mempunyai fungsi sebagai berikut:
(1)      Memperbesar fungsi epidermis sebagai jaringan pelindung terutama mencegah penguapan yang berlebihan. Misalnya trikomata pada daun, tulang daun, dan batang.
(2)      Sebagai alat pengisap air dan garam-garam tanah, misalnya bulu akar.
(3)      Membantu penyebaran biji dan memungkinkan biji-biji itu tumbuh.
(4)      Melindungi tumbuhan dari gangguan luar. Misalnya rambut-rambut penyengat (pneumatokist).
(5)      Sebagai alat penerus rangsang yang datang dari luar. Misalnya trikomata pada daun tembikar.
(6)      Sebagai alat sekresi.
Berdasarkan ada tidaknya fungsi sekret, trikomata dapat dibedakan menjadi dua sebagai
berikut:
(1)   Trikomata yang tidak menghasilkan sekret (trikomata nonglandular).
Beberapa macam trikomata nonglandular sebagai berikut:
(a)    Rambut bersel satu atau bersel banyak dan tidak pipih, contohnya pada Lauraceae dan Moraceae.
(b)   Rambut sisik yang memipih dan bersel banyak, contohnya pada daun durian (Durio zibetinus).
(c)    Rambut bercabang dan bersel banyak, contohnya pada daun waru (Hibiscus tiliaceus).
(2)   Trikomata yang menghasilkan sekret (trikomata glandular). Trikomata pada daun tembakau (Nicotiana tabacum) merupakan trikomata glandular yang sederhana, memiliki tangkai dengan kepala bersel satu atau bersel banyak. Pada tumbuhan sering dijumpai berbagai macam trikomata glandular, yaitu sebagai berikut:
(a)    Trikomata hidatoda, terdiri dari sel tangkai dan beberapa sel kepala dan mengeluarkan larutan. Misalnya pada keluarga keladi (Araceae).
(b)   Kelenjar garam, terdiri dari sebuah sel kelenjar besar dengan tangkai yang pendek, misalnya pada tumbuhan bakau.
(c)    Kelenjar madu, berupa rambut bersel satu atau lebih dengan plasma yang kental dan mampu mengeluarkan madu ke permukaan sel, misalnya pada tanaman pisang.
(d)   Rambut gatal, berupa sel tunggal dengan pangkal berbentuk kantung dan ujung runcing. Isi sel menyebabkan rasa gatal. Misalnya pada rambut sengat kemaduh (Laportea stimulans).

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A. & J.B. Reece.2008.Biologi.Edisi kedelapan jilid dua. Jakarta:Erlangga. 

D.A. Pratiwi, dkk.2007. Biologi SMA Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 

Purnomo, dkk.2009.Biologi:Kelas XI untuk SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,   Departemen Pendidikan Nasional

Raven, and Johnson. 1996. Biology. Fourth Edition. New York: WBC/McGraw–Hill Companies, Inc.
 
Solomon, et al.2005.Biology.8th ed.Southbank:Thomson & Brooks/Cole.  

Senin, 08 Juni 2015



Gambar 1 Bunga dan bagian-bagiannya
Sumber : Rachmawati (2009:33)
Bunga atau flos merupakan organ tumbuhan yang merupakan hasil modifikasi batang dan daun. Batang termodifikasi menjadi tangkai bunga dan daun termodifikasi menjadi kelopak bunga, mahkota bunga, dan alat reproduksi. Modifikasi ini terjadi karena dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu (Campbell. 2002). Dalam struktur bunga ada beberapa bagian bunga yang biasanya selalu ada pada bunga. Bagian-bagian bunga ini terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1.    Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau yang seakan-akan merupakan peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga. Tangkai bunga merupakan cabang terakhir yang mendukung bunga.
2.    Dasar bunga (receptaculum) yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar dengan ruas-ruas yang amat pendek sehingga daun-daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain bahkan biasanya lalu tampak duduk dalam satu lingkaran. Berfungsi sebagai tempat melekatnya mahkota bunga.
3.    Hiasan bunga (perianthium) yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Biasanya hiasan bunga dapat dibedakan dalam dua bagian yang masing-masing duduk dalam satu lingkaran. Jadi bagian-bagian hiasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua lingkaran.
ü Kelopak (calyk) yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau dan sewaktu bunga kuncup merupakan selubungnya yang melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala). Daun-daun kelopak pada bunga dapat berlekatan satu sama lain dapat pula terpisah-pisah.
ü Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla) yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Mahkota bunga terdiri atas sejumlah daun mahkota (petala) yang seperti halnya dengan daun-daun kelopak dapat berlekatan atau tidak.
4.    Alat reproduksi : alat-alat kelamin jantan (androecium), bagian ini sesungguhnya juga merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium terdiri atas sejumlah benang sari (stamen). Pada bunga benang-benang sarinya dapat pula bebas atau berlekatan, ada yang tersusun dalam satu lingkaran ada pula yang dalam dua lingkaran. Benang sari merupakan alat kelamin jantan pada bunga. Alat-alat kelamin betina (gynaecium), yang ada pada bunga merupakan bagian yang biasanya disebut putik (pistillum). Putik terdiri atas metamorfosis daun yang disebut daun buah (carpella). Pada bunga dapat ditemukan satu atau beberapa putik dan setiap putik dapat terdiri atas beberapa daun buah.
Bunga terletak pada dasar bunga atau reseptakulum. Pada reseptakulum terdapat kelopak bunga (kaliks) yang terdiri atas satuan kelopak bunga (sepal). Bagian utama dari bunga adalah mahkota bunga (corolla) yang terdiri atas petal. Di atas reseptakulum terdapat ovarium yang di dalamnya terdapat bakal biji (ovum). Ovarium berhubungan dengan putik yang terdiri atas tangkai putik (stigma). Bakal biji melekat pada dinding ovarium dengan plasenta (funiculus). Pada bunga terdapat benang sari (alat kelamin jantan) yang terdiri atas kepala sari (anthera) dan tangkai sari (filamen). Dari anthera dihasilkan serbuk sari atau polen yang mengandung gamet (Rachmawati.2009:33).

DAFTAR PUSTAKA 
Campbell, dkk. 2002. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Rachmawati,Faidah.2009.Biologi: Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA.Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.