JARINGAN
EPIDERMIS DAN DERIVAT EPIDERMIS
Histologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel dengan fungsi
atau struktur yang sama, atau dua-duanya (Campbell, N.A. & J.B.
Reece.2008:316).
Pada awal perkembangan
tumbuhan, semua sel melakukan pembelahan diri. Akan tetapi, pada pertumbuhan
dan perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel menjadi terbatas hanya di bagian
khusus dari tumbuhan. Jaringan khusus tersebut tetap bersifat embrionik dan
selalu membelah diri. Jaringan embrionik ini disebut meristem. Pada dasarnya
pembelahan sel dapat pula berlangsung pada jaringan lain selain meristem,
seperti pada korteks batang, tetapi jumlah pembelahannya sangat terbatas.
Sel-sel meristem akan tumbuh dan mengalami spesialisasi membentuk berbagai
macam jaringan yang tidak lagi mempunyai kemampuan untuk membelah diri.
Jaringan ini disebut jaringan dewasa (D.A. Pratiwi, dkk.2007).
Jaringan epidermis merupakan jaringan terluar tumbuhan
yang berasal dari jaringan protoderma dan menutupi seluruh tubuh tumbuhan. Jaringan
epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel yang masih hidup dan terletak
pada permukaan luar organ tumbuhan. Bentuk selnya bermacam-macam dan susunannya
rapat sehingga tidak terdapat ruang-ruang antarsel (non intercellular spaces).
Vakuolanya yang besar terdapat di bagian tengah, berisi cairan sel yang berwarna
(antosianin) atau dapat pula tidak berwarna. Jaringan epidermis selain
berfungsi sebagai jaringan pelindung juga berfungsi sebagai tempat pertukaran
zat (Purnomo, dkk. 2009).
Epidermis terdapat pada batang, akar, dan daun. Epidermis
pada permukaan daun dan batang biasanya dilapisi semacam zat lemak yang disebut
kutikula, misalnya pada daun nangka. Sementara itu, pada daun pisang dan daun keladi,
epidermisnya membentuk lapisan lilin yang kedap air. Sebagian sel-sel epidermis
dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang disebut derivat
epidermis, misalnya stomata dan trikomata (Purnomo, dkk. 2009).
a)
Stomata (Mulut Daun)
Stomata merupakan derivat jaringan epidermis pada
daun. Stomata berupa lubang-lubang yang masing-masing dibatasi oleh sel
penutup, yaitu sel-sel epidermis yang telah mengalami perubahan bentuk dan
fungsi. Perhatikan Gambar 1.1
Sumber:
Biology, Raven & Johnson
Gambar
1.1 Epidermis pada daun
Stomata
berfungsi untuk pertukaran gas. Adapun bagian-bagian stomata sebagai berikut:
(1) Sel
Penutup (Guard Cell)
Sel
penutup disebut juga sel penjaga. Sel penutup terdiri dari sepasang sel yang
kelihatannya simetris dan umumnya berbentuk ginjal. Sel-sel penutup merupakan
sel-sel aktif (hidup). Pada sel-sel penutup terdapat kloroplas.
(2) Celah
(Aperture = porus)
Di
antara kedua sel penutup terdapat celah (porus) yang berupa lubang kecil. Sel
penutup dapat mengatur menutup atau membukanya porus berdasarkan perubahan
osmosisnya.
(3) Sel
Tetangga (Subsidiary Cell)
Sel
tetangga merupakan sel-sel yang berdampingan atau yang berada di sekitar
sel-sel penutup. Sel-sel tetangga dapat terdiri dari dua buah atau lebih yang
secara khusus melangsungkan fungsinya secara berasosiasi dengan sel-sel
penutup.
(4) Ruang
Udara Dalam (Substomata Chamber)
Ruang udara
merupakan suatu ruang antarsel yang besar dan berfungsi ganda dalam
fotosintesis,
transpirasi, dan juga respirasi. Keadaan keempat bagian tersebut berbeda pada
saat stomata terbuka dan tertutup. Perhatikan Gambar 1.2 berikut.
Sumber: Dunia Tumbuhan, Tira Pustaka
Gambar
1.2 Stomata Terbuka dan Stomata Tertutup
Berdasarkan
letak sel penutupnya, stomata dapat dibedakan menjadi dua macam sebagai
berikut:
(1) Stomata
fanerofor, yaitu stomata yang sel-sel penutupnya terletak pada permukaan daun (menonjol)
sehingga memudahkan pengeluaran air, misalnya pada tumbuhan hidrofit.
(2) Stomata
kriptofor, yaitu stomata yang sel-sel penutupnya berada jauh di bawah permukaan
daun (tersembunyi), fungsinya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan.
Contohnya pada tumbuhan xerofit.
b)
Trikomata
Trikomata merupakan derivat epidermis yang membentuk
struktur beragam seperti rambut, sisik, rambut kelenjar, tonjolan, dan
lain-lain. Trikomata terdapat hampir pada semua organ tumbuhan. Terkadang
trikomata berbentuk pendek yang tampak berupa penonjolan-penonjolan (seperti
bukit-bukit kecil) pada permukaan epidermis. Perhatikan Gambar 1.3
Sumber: Biology, Solomon
Gambar 1.3 Letak trikomata di lapisan
epidermis
Trikomata
seperti ini disebut papilla. Papilla merupakan alat sekresi yang mengeluarkan semacam
lendir. Papilla yang tidak mengeluarkan sejenis lendir, tetapi hanya
mengeluarkan air disebut papullae. Trikomata mempunyai fungsi sebagai berikut:
(1) Memperbesar
fungsi epidermis sebagai jaringan pelindung terutama mencegah penguapan yang berlebihan.
Misalnya trikomata pada daun, tulang daun, dan batang.
(2) Sebagai
alat pengisap air dan garam-garam tanah, misalnya bulu akar.
(3) Membantu
penyebaran biji dan memungkinkan biji-biji itu tumbuh.
(4) Melindungi
tumbuhan dari gangguan luar. Misalnya rambut-rambut penyengat (pneumatokist).
(5) Sebagai
alat penerus rangsang yang datang dari luar. Misalnya trikomata pada daun tembikar.
(6) Sebagai
alat sekresi.
Berdasarkan
ada tidaknya fungsi sekret, trikomata dapat dibedakan menjadi dua sebagai
berikut:
(1) Trikomata
yang tidak menghasilkan sekret (trikomata nonglandular).
Beberapa macam trikomata nonglandular sebagai
berikut:
(a) Rambut
bersel satu atau bersel banyak dan tidak pipih, contohnya pada Lauraceae dan Moraceae.
(b) Rambut
sisik yang memipih dan bersel banyak, contohnya pada daun durian (Durio zibetinus).
(c) Rambut
bercabang dan bersel banyak, contohnya pada daun waru (Hibiscus tiliaceus).
(2) Trikomata
yang menghasilkan sekret (trikomata glandular). Trikomata pada daun tembakau (Nicotiana tabacum) merupakan trikomata
glandular yang sederhana, memiliki tangkai dengan kepala bersel satu atau
bersel banyak. Pada tumbuhan sering dijumpai berbagai macam trikomata
glandular, yaitu sebagai berikut:
(a) Trikomata
hidatoda, terdiri dari sel tangkai dan beberapa sel kepala dan mengeluarkan larutan.
Misalnya pada keluarga keladi (Araceae).
(b) Kelenjar
garam, terdiri dari sebuah sel kelenjar besar dengan tangkai yang pendek,
misalnya pada tumbuhan bakau.
(c) Kelenjar
madu, berupa rambut bersel satu atau lebih dengan plasma yang kental dan mampu mengeluarkan
madu ke permukaan sel, misalnya pada tanaman pisang.
(d) Rambut
gatal, berupa sel tunggal dengan pangkal berbentuk kantung dan ujung runcing. Isi
sel menyebabkan rasa gatal. Misalnya pada rambut sengat kemaduh (Laportea stimulans).
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A.
& J.B. Reece.2008.Biologi.Edisi
kedelapan jilid dua. Jakarta:Erlangga.
D.A.
Pratiwi, dkk.2007. Biologi SMA Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Purnomo, dkk.2009.Biologi:Kelas XI untuk SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Raven, and Johnson.
1996. Biology. Fourth Edition. New
York: WBC/McGraw–Hill Companies, Inc.
Solomon, et al.2005.Biology.8th ed.Southbank:Thomson & Brooks/Cole.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar